Menari di antara Bambu: Eksplorasi Keindahan dan Makna Tari Rangkuk Alu (2024)

Humaniora Pilihan

29 April 2024 10:44 Diperbarui: 29 April 2024 10:47 22

+

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lihat foto

Pada Senin (29/4/2024), Google Doodle mengambil peran sebagai jendela kebudayaan, menyoroti Tari Rangkuk Alu dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini dipilih sebagai perayaan Hari Tari Internasional, yang diperingati setiap tanggal 29 April.

Inisiatif Google Doodle ini tidak hanya memperkenalkan keindahan Tari Rangkuk Alu kepada masyarakat global, tetapi juga memberikan penghormatan yang pantas terhadap kekayaan budaya Nusa Tenggara Timur. Melalui animasi yang hidup, jutaan orang di seluruh dunia dapat merasakan dan mengapresiasi pesona dan makna di balik gerakan-gerakan gemulai dari tarian ini.

Penggunaan Google Doodle sebagai platform untuk memperingati tarian tradisional seperti ini menunjukkan komitmen Google dalam mendukung keragaman budaya dan menghargai warisan budaya yang unik dari berbagai belahan dunia. Dengan demikian, Tari Rangkuk Alu tidak hanya menjadi sekadar simbol lokal, tetapi juga menjadi ikon global yang merangkul semua orang untuk menghormati dan merayakan kekayaan budaya dunia.

Tarian dari Permainan

Tari Rangkuk Alu bukanlah sekadar gerakan anggun di atas panggung, melainkan hasil evolusi dari permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai nama seperti Rankuk Alu, Ranku Alu, atau Alu Rangkuk. Ide sederhananya adalah menyusun tongkat bambu dalam bentuk kotak di tanah, lalu menggerakkannya dengan irama, sem*ntara pemain lain melintasi pola yang rumit untuk menghindari bambu.

Dari sini, munculah gerakan dasar Tari Rangkuk Alu. Meskipun awalnya dimainkan dengan menggunakan alu, permainan ini berkembang seiring waktu dengan bambu sebagai pengganti alat tersebut. Perubahan ini menggambarkan fleksibilitas budaya dalam mengadaptasi perubahan zaman tanpa kehilangan esensi.

Tari Rangkuk Alu tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan tentang kekayaan budaya dan keseimbangan antara tradisi dan perubahan. Melalui Google Doodle dan penampilan panggungnya, tarian ini menunjukkan betapa pentingnya melestarikan dan menghargai warisan budaya yang berharga bagi masyarakat Manggarai dan seluruh Indonesia.

Pertunjukan Tari Rangkuk Alu bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga sebuah perayaan akan kearifan lokal yang berakar dalam tradisi lama. Dengan mempertahankan praktik-praktik tradisional dalam tarian ini, masyarakat Manggarai tidak hanya menjaga warisan budayanya tetap hidup, tetapi juga menghormati para leluhur dan memperkuat identitas budaya mereka sendiri.

Makna dan Nilai

Namun, Tari Rangkuk Alu jauh lebih dari sekadar hiburan. Bagi masyarakat Suku Manggarai, tarian ini memiliki nilai spiritual dan filosofis yang dalam. Selain itu, itu juga menjadi sarana edukasi, melatih ketangkasan, keseimbangan, dan koordinasi. Tarian ini juga berfungsi sebagai penghubung generasi, membantu melestarikan kekayaan budaya yang mereka warisi.

Dalam setiap gerakan dan irama, terdapat cerminan nilai-nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak hanya memperkuat identitas budaya mereka, tetapi juga memperkaya pengalaman hidup dan memperdalam pemahaman akan keseimbangan antara manusia dan alam. Dengan menjaga keberlangsungan Tari Rangkuk Alu, masyarakat Suku Manggarai meneruskan warisan budaya mereka kepada generasi mendatang, memastikan bahwa kekayaan spiritual dan filosofisnya tetap hidup dan relevan.

Pengalaman ini tidak hanya berbicara tentang tarian itu sendiri, tetapi juga tentang hubungan yang erat antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Dengan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Tari Rangkuk Alu, kita dapat lebih memahami betapa pentingnya menjaga harmoni dengan alam dan menghargai keberagaman budaya yang ada di sekitar kita. Ini adalah peringatan tentang pentingnya meneruskan warisan budaya sebagai bagian dari tanggung jawab kita terhadap generasi mendatang.

Tari Rangkuk Alu bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga sebuah cerminan dari filosofi hidup yang menghargai keselarasan antara manusia dan alam. Dengan menjaga keseimbangan ini, kita tidak hanya memelihara keberlangsungan budaya, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan yang kita tinggali. Hal ini mengajarkan kita untuk hidup dalam harmoni dengan alam, sehingga kita dapat mewariskan dunia yang berkelanjutan bagi generasi yang akan datang.

Evolusi dan Keseimbangan

HALAMAN :

  1. 1
  2. 2

LIHAT SEMUA

Mohon tunggu...


Lihat Humaniora Selengkapnya

Beri Komentar

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

` } }) document.querySelector('.video-box-thumb').innerHTML = html_video_rec_thumb; } } } let description = document.querySelector('meta[name="description"]').content let keywords = document.querySelector('meta[name="content_tags"]').content let title = document.getElementsByTagName("title")[0].textContent; let data = { "title": title, "description": description, "keywords": keywords, "page_id": "662f179ac57afb52b335b0d2", "current_url": "https://www.kompasiana.com/tiyarmangulo8212/662f179ac57afb52b335b0d2/menari-di-antara-bambu-eksplorasi-keindahan-dan-makna-tari-rangkuk-alu", } let data_kgnow_token = { "url": "https://apis.kompas.com/api/widget/video", "Authorization": "Bearer eyJpdiI6ImhyUXB1T0dKZnJabExYbzk5SlNTMkE9PSIsInZhbHVlIjoieUZ1NlVvVDUxOHRNQ2Z2bTE2ejBoZz09IiwibWFjIjoiYWZiYzQzNTk1NTFmODMxY2IyZTBmY2E4ODYyNWQ0YjU5N2VkOTgzNmVlNjU5ZmQ4MmI1YWJmZjU2Nzg4NGVhOSJ9", } rvJixie.open("POST", "https://apis.kompas.com/api/widget/video", true); rvJixie.setRequestHeader('Authorization', data_kgnow_token.Authorization); rvJixie.setRequestHeader('Content-Type', 'application/json'); rvJixie.send(JSON.stringify(data)); } getVideo(); function dateFormatJixie(value) { const monthText = ['Januari', 'Februari', 'Maret', 'April', 'Mei', 'Juni', 'Juli', 'Agustus', 'September', 'Oktober', 'November', 'Desember']; if (value) { const dateJixie = new Date(value); return dateJixie.getDate() + ' ' + monthText[dateJixie.getMonth()] + ' ' + dateJixie.getFullYear(); } else { return ""; } } function timeFormatJixie(value) { if (value) { const timeJixie = value.split(':'); if (timeJixie[0] == '00') { return timeJixie[1] + ':' + timeJixie[2]; } else { return value; } } else { return ""; } } function timeSince (value) { console.log("sini",value) if (typeof value !== 'object') { date = new Date(value); } var seconds = Math.floor((new Date() - date) / 1000); var intervalType; var interval = Math.floor(seconds / 31536000); if (interval >= 1) { intervalType = 'tahun yang lalu'; } else { interval = Math.floor(seconds / 2592000); if (interval >= 1) { intervalType = 'bulan yang lalu'; } else { interval = Math.floor(seconds / 86400); if (interval >= 1) { intervalType = 'hari yang lalu'; } else { interval = Math.floor(seconds / 3600); if (interval >= 1) { intervalType = "jam yang lalu"; } else { interval = Math.floor(seconds / 60); if (interval >= 1) { intervalType = "menit yang lalu"; } else { interval = seconds; intervalType = "detik yang lalu"; } } } } } return interval + ' ' + intervalType; }

Menari di antara Bambu: Eksplorasi Keindahan dan Makna Tari Rangkuk Alu (2024)
Top Articles
Latest Posts
Article information

Author: Reed Wilderman

Last Updated:

Views: 5697

Rating: 4.1 / 5 (52 voted)

Reviews: 91% of readers found this page helpful

Author information

Name: Reed Wilderman

Birthday: 1992-06-14

Address: 998 Estell Village, Lake Oscarberg, SD 48713-6877

Phone: +21813267449721

Job: Technology Engineer

Hobby: Swimming, Do it yourself, Beekeeping, Lapidary, Cosplaying, Hiking, Graffiti

Introduction: My name is Reed Wilderman, I am a faithful, bright, lucky, adventurous, lively, rich, vast person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.